Thursday 22 August 2013

Indahnya Saling Mengingatkan



|| Oleh: Ali Ghufron Sudirman ||
Saudaraku, alangkah indah bila kita punya seseorang, entah itu pasangan kita, saudara kita, atau orang tua kita yang selalu mengingatkan dalam hal keimanan. Sebab dengan demikian hidup kita akan selalu dapat terkontrol dan termonitor. Siapa saja tentu mengharapkan seperti itu. Dan sebagaimana kita membutuhkannya, orang lain pun membutuhkan juga. Maka kita dianjurkan untuk saling mengingatkan. Bahasa Al-Qurannya, tawashau bil haq watawashau bish shabr.

Budaya saling mengingatkan seperti ini sangat penting karena fitrah kita sebagai manusia memang mudah lupa dan lalai. Sehingga dengan saling mengingatkan, diharapkan kita bisa selalu berada dalam track yang benar dan lurus. Untuk itu, benar belaka bila di dalam surah Al-Ashr disebutkan bahwa orang yang saling mengingatkan itulah yang akan mendapat keberuntungan.
Saudaraku, mungkin saja di antara kita ada yang terlena serta sibuk dengan urusan dunia sehingga melalaikan akhirat yang merupakan tujuan dari kehidupan ini. Dalam kondisi demikian maka bagi siapa saja yang tersadar hendaklah mau mengingatkan saudaranya yang lalai. Hendaklah ia terus-menerus mengingatkan. Orang yang sadar tidak boleh jenuh mengingatkan atau sakit hati ketika peringatannya diabaikan. Sebab orang yang lalai itu laksana orang yang tertidur pulas padahal ada kobaran api yang mendekat dan siap membakar jika mereka terus dalam keadaan tertidur pulas.
Pada situasi seperti ini, tentu saja orang yang sadar dan tahu adanya kebakaran itulah yang harus memberi peringatan. Pertama-tama ia harus membangunkan saudaranya yang tertidur agar tersadar lalu segera menjauh dari kobaran api. Harus dibangunkan dulu karena usaha apa pun untuk mengingatkannya dari ancaman api sebelum ia bangun dan tersadar adalah sia-sia. Sebab ia tidak akan menjawab karena sedang tertidur.
Saudaraku, tak jarang saat kita membangunkan orang tidur, dia malah menyuruh kita pergi agar dapat kembali melanjutkan tidurnya. Bila demikian yang terjadi, tetaplah bersabarlah, saudaraku. Sebab bisa jadi tidurnya begitu lelap hingga tidak ingin diusik siapa pun. Dia bersikap demikian karena masih tidur. Kalau  saja dia sudah terbangun dan melihat kobaran api, tentu ia akan segera pergi melarikan diri. Maka sekali lagi bersabarlah dan terus bangunkan ia.
Bahkan ketika orang yang tertidur itu mengaku sudah bangun tapi tidak juga beranjak pergi, maka jangan sekali-kali percaya pada ucapannya. Tetaplah bangunkan ia sampai sebangun-bangunnya supaya ia benar-benar tahu bahwa ada kobaran api yang mendekat dan siap membakar dirinya.
Sungguh, jangan sekali-kali membiarkan saudara kita tertidur pulas padahal api sudah merambat ke arah kasur dan bantalnya. Teruslah memberi peringatan meski engkau ditendang atau diacuhkan. Karena memang begitulah tantangan orang yang memberi peringatan.
Sang pemberi peringatan memang harus senantiasa bersabar dan siap menerima apa pun dari orang yang diingatkan, baik itu perlakukan buruk maupun cercaan. Ia hendaklah menyerahkan semua itu kepada Allah sesuai suri teladan yang diajarkan Rasul kita tercinta, di mana beliau terus berdakwah meski senantiasa menerima celaan. Rasulullah senantiasa bersabar dan tidak putus asa dalam memberi peringatan. Saat mendapat perlakuan buruk, beliau berdoa, “Ya Allah! Berilah petunjuk-Mu kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”
Terkait hal ini, Imam Hasan Al-Banna pernah mengatakan kepada Jamaah Ikhwanul Muslimin, “Jadilah di tengah-tengah manusia seperti pohon. Di mana mereka melemparinya dengan batu, tapi ia membalasnya dengan menjatuhkan buahnya.”
Saudaraku, kita harus terus mengingatkan. Kita harus terus saling mengingatkan. Karena di situlah kunci kebahagiaan kita, baik di dunia maupun di akhirat…


Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...