Wednesday 11 September 2013

Iman kepada Allah

||Kajian Kitab Minhajul Muslim Bagian Aqidah 1 ||

Orang yang mengaku dirinya muslim itu beriman kepada Allah. Artinya, ia membenarkan perihal adanya Rabb tabaraka wa ta’ala sebagai pencipta langit dan bumi, yang mahatahu hal yang gaib dan nyata, pemilik segala sesuatu, yang tidak ada ilah kecuali Dia, yang tidak ada Rabb selainnya, yang disifati dengan segala sifat kesempurnaan, dan yang suci dari segala kekurangan.

Keimanan seorang muslim terhadap Allah ini pertama-tama disebabkan oleh hidayah dari Allah, kemudian karena adanya dalil-dalil baik naqli maupun aqli yang menunjukkannya, sebagai berikut. 

 Dalil Naqli yang Menunjukkan Adanya Allah

1. Allah sendiri yang menunjukkan perihal wujud-Nya, rububiyah-Nya, dan asma serta sifat-Nya, sebagaimana terdapat di dalam Al-Quran. Di antara firman Allah yang menunjukkan hal itu adalah ayat 54 surah Al-A’raf yang berbunyi:

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Artinya:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.

Di antaranya lagi adalah firman-Nya di dalam surah Al-Qashash ayat 30 ketika menyeru Nabi Musa a.s. dari arah pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: 

يَا مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
Artinya:


"Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.


Di antaranya lagi adalah firman Allah di dalam surah Taha ayat 14 yang berbunyi:

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya:

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Di antaranya lagi adalah firman Allah di dalam surah Al-Hasyr ayat 22—23, di mana di dalamnya Allah mengagungkan Diri-Nya serta menyebutkan asma-asma dan sifatnya. Allah swt. berfirman:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ * هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya:

Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Di antaranya lagi adalah firman Allah ketika menolak klaim adanya rabb atau ilah selain Dia di langit dan di bumi seraya berfirman, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Anbiya’ ayat 22:

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آَلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ

Artinya:

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai `Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

2. Sekitar 124.000 nabi dan rasul telah mendakwahkan perihal adanya Allah dan kerububiyahan-Nya atas alam semesta. Setiap nabi dan rasul tersebut diberi wahyu oleh Allah baik lewat perkataan secara langsung maupun lewat utusan, yakni Malaikat Jibril.

Berita yang dibawa oleh sekian ribu manusia pilihan tersebut secara akal sehat tidak mungkin bohong. Demikian halnya, tidak mungkin bila sekitar 124.000 nabi dan rasul itu telah bersepakat untuk berbohong atau memberitahukan sesuatu yang tidak mereka yakini kebenarannya. Padahal mereka adalah para manusia terpilih yang jiwanya paling bersih, akalnya paling lurus dan ucapannya paling dapat dipercaya.

3. Keimanan berjuta-juta umat manusia serta keyakinan mereka perihal adanya Allah, di mana mereka semua beribadah dan menaati segala perintah-Nya merupakan bukti lain akan adanya Allah. Bila berita yang datang dari satu atau dua orang saja dapat dipercaya, apalagi bila yang menyampaikannya adalah berjuta-juta umat manusia. Ditambah lagi dengan bukti akal dan fitrah yang menegaskan perihal kebenaran apa yang mereka imani, yakini, dan ibadahi.

4. dakwah yang disampaikan oleh berjuta ulama perihal adanya Allah, perihal rububiyahnya, uluhiyahnya, serta asma dan sifatnya juga merupakan bukti lain akan adanya Sang pencipta. 

Dalil aqli yang menunjukkan adanya Allah

1. Adanya alam semesta beserta isinya termasuk makhluk yang beragam merupakan bukti adanya sang pencipta, yaitu Allah swt. Belum pernah ada yang mengaku telah membuat dan menciptakan alam semesta beserta isinya kecuali Allah. Lagi pula, secara akal, mustahil bila sesuatu ada tanpa ada yang mengadakannya. Bahkan sesuatu yang sangat remeh-temeh sekalipun. Tak ada makanan tanpa ada yang menyiapkannya. Apalagi semesta dan seisinya lengkap dengan gemintang, matahari, bulan, planet dan galaksi-galaksinya.

2. Dalil aqli lain yang menunjukkan keberadaan Allah adalah keberadaan firman-Nya yang selalu kita baca dan tadaburi. Mustahil ada ucapan tanpa ada yang mengucapkannya. Mustahil ada kalam tanpa ada mutakallimnya. Jadi, firman Allah merupakan bukti akan adanya Allah. Firman Allah merupakan undang-undang yang paripurna bagi umat manusia. Ia merupakan hukum yang mengandung kebaikan bagi umat manusia, sebagaimana juga mengandung teori-teori ilmiah tak terbantahkan. Selain itu, firman Allah juga menerangkan banyak masalah gaib dan kejadian-kejadian sejarah. Firman yang suci dan luar biasa seperti ini mustahil berasal dari seorang manusia. Sebab ia berada di luar kuasa manusia dan level pengetahuan mereka. Bila tidak mungkin berasal dari ucapan manusia maka tentu berasal dari pencipta manusia, yaitu Allah Ta’ala.

3. adanya sistem yang sangat detail dalam hukum alam, di mana semua tidak bisa terlepas darinya merupakan bukti lain bahwa semua ada yang mengaturnya. Dan bila bukan manusia yang mengatur semua ini, maka siapa lagi kalau bukan tuhannya manusia, yaitu Allah.

Semua ini, dan hal-hal lainnya merupakan bukti akan keberadaan Allah, Dzat pencipta yang patut kita sembah dan ibadahi.

Lantas bagaimana cara kita mengimani adanya Allah? Dengan kata lain, bagaimana wujud dari iman kita kepada Allah? Dua hal ini akan kita bahas pada pertemuan berikutnya, insya Allah.

*Diringkas dari kitab Minhajul Muslim, cet. 4. Dar As-Salam, 2004.

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment

Katakan yang baik-baik, atau lebih baik diam. Begitu pesan Rasul kita...