Monday 29 June 2015

Tak Seperti Islam Nusantara, Begini Ketegasan yang Ada pada “Islam Melayu”

Mufti Negara Bagian Perak, Malaysia meminta non-muslim menunjukkan rasa hormat kepada umat Islam. Caranya, dengan berpakaian sopan di tempat-tempat umum dan menutup aurat. 

“Ketika kita memakai pakaian dengan benar, tapi melihat orang lain menunjukkan aurat mereka, itu haram,” kata Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria kepada Malay Mail Online, Senin (29/6).

Menurutnya, mereka harus menunjukkan rasa hormat pada umat Islam. Gaun lebih tepat agar tidak membentuk lekuk tubuh. Tidak salah bagi mereka untuk berpakaian sebagaimana yang mereka suka, tapi mereka harus menjaga penampilan di tempat umum. 

Pernyataan ulama tersebut telah diterapkan di beberapa institusi publik. Akhir-akhir ini, lembaga-lembaga publik seperti Gedung Pengadilan Penang, Departemen Perhubungan, sekretariat negara bagian Selangor, dan bahkan rumah sakit umum melarang wanita masuk mengenakan rok selutut dan celana pendek. 

Perempuan hanya diizinkan masuk setelah menggunakan handuk atau sarung untuk menutupi kaki mereka. 

Awal bulan ini, Mufti Zakaria juga telah mengeluarkan fatwa larangan senam bagi Muslim wanita yang dinilainya mengerah pada pengumbaran aurat. Beberapa hari kemudian Malaysian Gymnastics Federation (MGF) mengusulkan model baru pakaian pesenam yang tidak bertentangan dengan agama Islam. (ROL)

Sunday 28 June 2015

Rezim As-Sisi di Balik Bom Kuwait dan Tunisia?

Laman elshaab.org melaporkan bahwa ada kemungkinan Rezim As-Sisi berada di balik tragedi pengeboman masjid di Kuwait dan penembakan turis 
di Tunisia. 

Mengutip analisis Mamduh Munir,  analis politik kawasan, ada sejumlah alasan yang menguatkan kemungkinan ini.

Pertama, karena kedua negara tersebut,  baik Tunis maupun Kuwait merupakan "sarang yang nyaman" bagi gerakan Ikhwanul Muslimin yang menjadi musuh utama Rezim As-Sisi. Di Tunisia ada Gerakan An-Nahdah yang dianggap sebagai anak biologis Gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir,  sedangkan di Kuwait ada Yayasan Al-Islah Al-Ijtimai yang juga ditengarai 
sebagai cover bagi Gerakan IM di Negara Petro Dolar tersebut.

Kedua, As-sisi seorang zionis dan fokus menjalankan agenda zionis-Amerika di kawasan yang menempatkan Gerakan Ikhwanul Muslimin sebagai musuh utama.

Ketiga, Krisis Yaman sedikit banyak membenarkan dua asumsi di atas, di mana dalam banyak pernyataannya, Rezim As-Sisi menolak sama sekali berhubungan dengan 'Ikhwan Yaman' dan tidak sejalan dengan Saudi yang menunjukkan dukungannya pada Partai At-Tajammuk demi kebaikan Ikhwan Yaman yang berada di baris paling depan dalam melawan Pemberontakan Syiah Houthi. Meskipun,  sangat mungkin hal ini dilakukan oleh Saudi lebih demi melindungi kepentingan nasionalnya,  bukan demi kebaikan Ikhwan Yaman.

Keempat, dengan pengeboman ini As-Sisi ingin agar masyarakat dunia bersama-sama melawan gerakan keislaman secara umum dan gerakan-gerakan yang berafiliasi kepada kelompok sunni secara khusus; terlebih dan utamanya gerakan Ikhwanul Muslimin. Kaidahnya, bila ingin membuat panas suasana di Teluk yang sunni-wahabi maka ledakkan bom di masjid syiah. Dan bila ingin memanaskan tensi politik di negara 'sekuler' seperti Tunisia maka seranglah  hotel yang banyak turis di dalamnya. Dan inilah yang benar-benar terjadi.,

Ramadan Memasuki Babak Semi Final



Bila diibaratkan sebuah turnamen pertandingan, saat ini Ramadan telah memasuki babak semi final. Sepuluh hari babak penyisihan yang mengharu biru telah berlalu. Sepuluh hari di mana masjid-masjid penuh sesak, jamaah shalat Tarawih membludak, dan tadarus nyaring menyeruak. Begitulah babak penyisihan. Kontestannya banyak. Semua ingin tampil dan terlihat. Semua bereuforia karena Ramadan telah tiba.

Tapi saat babak semi final dimulai, riuh rendah itu semakin berkurang. Banyak sudah yang berguguran karena kalah dalam penyisihan. Maka masjid mulai lengang. Shaf-shaf mulai maju dan merapat ke depan. Tarawih juga mulai sepi penggemar, dan tadarus hanya lirih terdengar.

Memang tidak semua orang bisa masuk babak semi final. Sebab faktanya, banyak kontestan yang hanya ingin sekadar berpartisipasi atau menunjukkan eksistensi. Banyak pula yang ikut-ikutan dan sebatas coba-coba. Bagi kontestan yang bermental seperti ini, mereka tidak akan serius, karena yang penting bagi mereka adalah bermain, meski tanpa persiapan dan target muluk. Maka ketika pertandingan terasa membosankan dan monoton, ia pun memilih berhenti. Atau ketika pertandingan tidak lagi mengasyikkan dan justru memberatkan, ia memilih menyudahi diri.

Pentingnya Menata Niat

Saudaraku, inilah pentingnya niat dan target dalam beramal. Apa pun itu. Kata orang alim, al-wa’yu qablas-sa’yi; pemahaman lebih didahulukan sebelum memulai pekerjaan. Atau, sebagaimana dalam kaidah agama kita, al-ilmu muqaddamun alal amali; ilmu pengetahuan tentang sesuatu lebih didulukan sebelum melaksanakan sesuatu itu.

Jadi, kalau kita tahunya bahwa Ramadan berikut tarawih, shalat jamaah, dan tadarus hanya ritual setor muka ke masjid setahun sekali, maka kita akan merasa cukup bila ‘setor muka’ itu sudah terpenuhi. Sepuluh hari memang sudah sangat cukup bagi seseorang yang hanya ingin berpartisipasi atau unjuk diri seperti ini. Sepuluh hari memang sudah cukup untuk mendapat sertifikat tanda partisipasi.

Tapi kondisinya akan berbeda bila seseorang menganggap Ramadan berikut amalan-amalan yang membersamainya sebagai turnamen mahapenting yang harus diperjuangkan mati-matian. Orang seperti ini tentu jauh hari sudah meracik strategi, belajar ke sana dan kemari, serta mengasah kemampuan diri. Ia tentu menolak kalau hanya sebatas partisipasi demi meraih sertifikat. Sebab bukan untuk itu ia mempersiapkan diri. Ia ingin meraih medali, mengangkat trofi. Maka rasa malas pun ia buang. Rasa bosan pun ditendang. Dan segala aral yang melintang dengan telaten diatasi tanpa bimbang.

Layaknya sebuah turnamen, semakin hari tantangannya semakin berat dan ketat. Maka dibutuhkan napas panjang untuk dapat bertahan. Dibutuhkan ketahanan fisik dan mental supaya tidak gugur di tengah jalan. Dan semua itu dapat diatasi bila niat sudah tertata, bila target dan sasaran sudah ditentukan sejak mula. Sekali lagi, inilah pentingnya menata niat dan tujuan sebelum beramal.

Sulitnya Istiqamah

Saudaraku, fenomena masjid yang berangsur sepi saat pertengahan Ramadan seperti ini juga bukti betapa sulitnya sikap konsistensi itu. Betapa sulitnya beristiqamah dalam ibadah itu. Maka saat turun firman fastaqim kama umirta Rasul langsung ubanan demi terbayang betapa sebuah istiqamah butuh perjuangan panjang dan kesadaran yang tanpa batas.

Bisa jadi Rasul ubanan bukan karena memikirkan esensi dari ayat ini, melainkan memikirkan bisakah umatnya mengamalkan perintah Allah dalam ayat ini. Bisa jadi. Dan apa yang dipikirkan oleh Rasul itu telah menjadi kenyataan di saat pertengahan Ramadan seperti ini, di mana banyak kontestan yang berguguran dan mengundurkan diri. Membiarkan masjid berangsur-angsur sepi kembali sampai Ramadan tahun depan datang lagi.

Ayo saudaraku, mari kita rapatkan barisan. Mari kita pertahankan konsistensi itu. Kita baru di babak semi final. Perjalanan masih panjang dan babak final masih belum digelar. Selama mungkin kita mampu bertahan, selama itu pula kita akan meraih gelar juara. Beratkah kita bila trofi yang akan kita terima adalah trofi muttaqin sejati? Beratkah kita bila bonus yang akan kita terima adalah tiket menuju surga, lewat gate VVIP bernama gate Rayyan? Waktu itu penjaganya berteriak memanggil-manggil, “Ainash-sha’imun… ainash-sha’imun… mana orang ahli puasa … mana orang ahli puasa …” Hanya pemegang tiket yang boleh masuk …


Aduhai, manakah gerangan tiket kita?

Saturday 27 June 2015

Muslim Jerman Manfaatkan Buka Puasa Bersama Sebagai Ajang Pengenalan Islam

Asosiasi Masjid di ibukota Berlin menjadikan momen bulan suci Ramadhan menjadi ajang yang tepat untuk memperkenalkan Islam dan ajarannya kepada masyarakat Jerman, khususnya bagi warga non-Muslim.

Dua jam sebelum waktu Magrib tiba, umat Islam dan warga non-Muslim di Jerman sudah mulai mendatangi Islamic Educational Cultural Center yang terletak di distrik Neukölln ibukota Berlin, untuk mengikuti rangkaian acara yang telah dijadwalkan.

Dan kali ini tema hak asasi manusia di dalam Islam ataupun hukum internasional menjadi bahasan seminar Ramadhan bersama yang diselanggarakan oleh Asosiasi Masjid Berlin, dengan pembicara Dr. Sebastian Mueller yang merupakan seorang peneliti senior di bidang kebebasan beragama dari Jerman Institute for Human Rights.

Acara buka bersama, dialog keagamaan, hingga “Malam Ramadhan” yang di isi dengan pementasan seni drama Islam, nonton bersama mengenai perkembangan sejarah agama Islam dan seminar adalah serangkaian acara yang digelar umat Muslim di ibukota Berlin. (Sumber: Eramuslim)

Narapidana Muslim di Florida Mengaku tak Dapatkan Makanan Halal

Sekitar tujuh belas narapidana Muslim di Miami-Dade County, Florida mengaku belum mendapat makanan halal. Mereka telah mengeluhkan hal itu kepada pejabat penjara, tetapi tidak berhasil. 

American Civil Liberties Union (ACLU) dan Council on American-Islamic Relations (CAIR) di Florida pada hari Rabu mengatakan siap untuk mengajukan keluhan resmi terhadap penjara. Mereka telah menerima lebih dari 35 keluhan dari para narapidana yang menjalani hukuman di Miami-Dade sejak musim gugur lalu.

"Individu tidak kehilangan hak konstitusional mereka hanya lantaran mereka berada di balik jeruji," kata Shalini Goel Agarwal, seorang staf pengacara di kantor ACLU Florida, dilansir dari IBTimes, Jumat (26/6).

Agarwal menambahkan, ketika larangan atas makanan tertentu merupakan bagian dari praktik keagamaan narapidana, penjara harus menghormati itu. Apalagi ketika mereka sudah melakukannya untuk narapidana agama lain.

Para pejabat penjara diketahui mulai memberikan makanan tidak halal untuk para narapidana Muslim di bulan Oktober 2014. Hal ini terus berlanjut sampai bulan suci Ramadhan tahun ini, ketika semua umat Islam diwajibkan berpuasa.

CAIR dan ACLU menilai pejabat penjara Miami-Dade telah melanggar kebijakan mereka sendiri. Ketika kedua lembaga itu menyampaikan pengaduan, petugas tidak melakukan perubahan. Tapi, penjara membantah tuduhan itu.

"Tidak ada perubahan dalam hal makanan bagi umat Islam di penjara selama bulan Ramadhan," kata Janelle Hall, juru bicara Miami-Dade Corrections and Rehabilitation Department. (ROL)

Vatikan Tandatangani Pengakuan Kemerdekaan Negara Palestina

Vatikan resmi menandatangani pengakuan kemerdekaan negara Palestina. Hal ini merupakan kesepakatan pertama, sejak Vatikan mengakui kemerdekaan Palestina dua tahun lalu.

Di antara pengakuan itu, Vatikan membuat kesepakatan. Perjanjiannya meliputi seluruh kebebasan aktivitas dan kehidupan gereja di Palestina. Ini merupakan kesepakatan pertama yang dibuat, sejak Vatikan mengakui Negara Palestina sejak Februari 2013. 

Dilansir dari Al Ahram, Sabtu (27/6), perjanjian ini merupakan hasil dari sebuah proses negosiasi panjang. Akhirnya, selama 15 tahun menunggu kesepakatan prinsip pun telah disepakati bulan lalu.

terkait dengan kesepakatan ini pihak Israel mengutuk dan menyebutnya sebagai proses kemunduran dari perdamaian. Di sisi lain, pengakuan Vatikan juga telah didukung oleh 12 suara dari  Majelis Umum perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Salah seorang pajabat Vatikan menggambarkan keinginan menghentikan konflik. Menurutnya, ini merupakan keinginan gereja untuk menyelesaikan konflik di tanah suci dengan solusi dari dua negara.

Sedangkan pihak Palestina menganggap Vatiakan telah menjadi salah satu dari 136 negara yang mengakui kemerdekaannya. Jumlah itu, saat ini masih diperdebatkan oleh negara-negara anggota uni Eropa atau Uni Soviet.

Sebelumnya, Vatikan merupakan negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sejak tahun 1993. Sejak saat itu, belum ada kesepakatan hak-hak gereja di negara Yahudi sejak tahun 1999. (ROL)

Friday 26 June 2015

Ternyata, Larangan Berpuasa Juga Terjadi di Mesir

Laman elshaab.org mengutip sumber tepercaya memberitakan bahwa rezim As-Sisi di Mesir melarang berpuasa para tahanan politik yang berada di Penjara Super Maximum Security El-Aqrab.

Diberitakan bahwa para petugas memaksa tahanan untuk berbuka dan tidak menjalankan puasa. 

Mereka juga menyita jam tangan setiap tahanan agar tidak mengetahui waktu berbuka dan sahur.

Memprihatinkan

Berita ini semakin menambah deretan keprihatinan atas kebijakan pemerintahan rezim As-Sisi. Sebab, sebelumnya juga diberitakan bahwa Rezim kudeta militer di Mesir kembali membuat aturan ketat terkait ketentuan ceramah dan shalat Tarawih. Di mana Pemerintah Mesir lewat Kementerian Urusan Wakaf hanya memperbolehkan masjid-masjid tertentu saja untuk digunakan prosesi shalat Tarawih dan iktikaf, dengan dalih mempertimbangkan kelayakan dari sisi kesehatan dan aspek keselamatannya.

Kementerian Urusan Wakaf juga menegaskan bahwa ceramah, iktikaf, dan imam shalat Tarawih akan berada di bawah kendalinya dengan dalih guna meminimalisir ruang gerak aktivis Ikhwanul Muslimin yang telah dimasukkan kembali ke dalam organisasi terlarang di Mesir.

Para syekh dari Partai An-Nur yang berafiliasi pada gerakan salafi juga dilarang memasuki masjid dan mengadakan acara-acara keagamaan selama bulan Ramadan.

Orang Ini Benar-Benar Keterlaluan

Geert Wilders, politikus anti-Islam Belanda akhirnya benar-benar menayangkan film terbaru kartun Nabi Muhammad pada televisi nasional di Belanda.

Seperti dilansir Anadolu Agency, video hampir tiga menit itu ditayangkan pada hari Rabu (24/6) kemarin, Dia mengklaim bahwa tindakannya di bulan suci Ramadhan itu merupakan kebebasan berekspresi.

"Islam dan teroris tidak ingin kita mengekspos kartun ini," kata Wilder pada awal video.
 

"Tapi teror dan kekerasan tidak boleh membatasi kebebasan berbicara. Itulah mengapa kita harus melakukan apa yang dibatasi oleh mereka," tambahnya.

Film ini ditampilkan di televisi nasional Belanda sebagai program untuk partai-partai politik di sana. Empat hari sebelumnya, Geert telah mengunggah video yang sama di YouTube dengan menunjukkan sembilan karikatur Nabi Muhammad.
 Kartun tersebut serupa dengan karya yang ditampilkan di Texas, AS awal tahun ini. Wilders berharap film terbarunya juga tayang di televisi yang sama, setidaknya sekali lagi pada 3 Juli 2015 mendatang.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Belanda mengatakan bahwa opini yang dilakukan Wilders tidak mewakili posisi resmi Belanda. Pada bulan Mei lalu, politisi asal Belanda ini juga telah mengirimkan surat kepada parlemen Belanda meminta pameran kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad ditampilkan di parlemen Belanda. Namun permintaannya ditolak. Setelah itu, dia berjanji akan menayangkan film kartun Nabi Muhammad pada televisi nasional di Belanda saat dibukanya slot untuk program partai-partai politik.

Imajinasi Gila

Menyikapi hal itu, lembaga Al Azhar di Mesir yang menjadi representasi dari otoritas muslim sunni dunia mengecam keras dan menyebut penayangan yang dilakukan politikus anti-Islam, Geert Wilders itu sebagai 'imajinasi gila'.

Dikutip dari Strait Times, Kamis (25/6), ulama Al Azhar mengeluarkan pernyataan untuk mengabaikan 'aksi teroris' setelah penayangan 10 kartun di televisi nasional khusus slot partai politik.

"Gambaran Sang Nabi yang penuh rahmat, manusiawi dan mulia takkan dirugikan oleh kartun yang tak menghormati moral dan standar itu," rilis Al Azhar.

Banyak muslim merasa gambar itu benar-benar tak sopan dan menghujat. Sementara sebagian lainnya lebih memilih mengabaikan aksi Wilders yang selalu memprovokasi umat Islam. (ROL)

HIkmah Jumat: Jangan Hanya Melihat Kulitnya

Anas bin Amir berharap dapat menikah dengan perempuan cantik yang sedap dipandang mata. Dia akhirnya menikah. Tapi ketika membuka penutup wajah sang istri, Anas kecewa karena ternyata sang istri berwajah hitam dan jelek. Rasa kecewa itu membuatnya tidak mau menggauli istrinya pada saat malam pertama dan malam-malam berikutnya. Dia pergi meninggalkan rumah.

Ketika sang istri merasa bahwa kondisinya akan terus seperti itu dia segera menemui suaminya dan berkata, ‘Wahai, Anas. Bisa jadi kebaikan itu tersembunyi dari sesuatu yang terlihat buruk.”

Akhirnya Anas tersadar. Dia pun mau menggauli istrinya tapi masih menyimpan rasa ketidakpuasannya. Lama-kelamaan Anas tak mampu memendam kekecewaan itu. Dia kembali pergi meninggalkan rumah. Tapi sekali ini dia pergi selama dua puluh tahun dan tidak sadar bahwa sang istri telah mengandung anaknya.

Setelah pergi selama dua puluh tahun itu Anas kembali ke Madinah dan segera memasuki masjid untuk shalat. Selesai menjalankan shalat dia mendengarkan ceramah imam yang sangat memukau hatinya. Dia kemudian bertanya kepada para jamaah yang hadir.

“Siapa gerangan imam itu?” tanyanya.

“Apa Anda tidak tahu? Dia Imam Malik,” jawab orang yang ditanya dengan sedikit heran.

“Anak siapa?” tanya Anas penasaran.

Kali ini orang yang ditanya cuma menggelengkan kepala.

“Kami kurang tahu siapa ayahnya. Tapi katanya, ayah beliau telah meninggalkan Madinah sejak dua puluh tahun yang lalu. Namanya Anas.”

Mendengar itu Anas bin Amir mendekati Imam Malik dan berkata,

“Saya ingin berkunjung ke rumahmu. Tapi saya hanya akan berhenti di depan pintu. Tolong katakan kepada ibumu bahwa di depan rumah ada orang yang berkata bahwa bisa jadi kebaikan itu tersembunyi dari sesuatu yang terlihat buruk.”

Imam Malik dengan senang hati mempersilakan Anas untuk berkunjung ke rumahnya. Setelah masuk rumah beliau pun memberi tahu perihal tamu aneh tersebut kepada sang ibu. Serta-merta ibu Imam Malik berkata,

“Cepat. Buka pintu. Dia adalah ayahmu yang pulang setelah lama pergi,” ucapnya penuh gembira.

Selama ini dia memang tidak pernah menceritakan hal yang buruk perihal suaminya. Pertemuan itu pun sangat mengharukan. Itulah sosok perempuan salihah. Itulah ibunda Imam Malik.


Saudaraku, jangan pernah menilai keindahan dari tampilan luarnya saja karena penampilan luar bisa saja menipu kita. Jangan pula menghukumi sesuatu dari kulitnya saja, sebab kulit bisa dipoles untuk menutupi keburukannya.

Thursday 25 June 2015

Lagi, Polisi menewaskan setidaknya 15 Muslim Uighur

Mengutip ibtimes, kemarin, Rabu (24/6) Polisi Xinjiang menyerang warga Muslim Uighur dengan sangat brutal di selatan Kota Kashgar. 
Serangan ini dilakukan dengan dalih balas dendam atas klaim serangan bom di pos pemeriksaan. Tersangka diklaim membunuh sejumlah polisi dengan pisau dan bom di pos pemeriksaan. 
Polisi menewaskan setidaknya 15 Muslim Uighur. Dan jumlah ini dapat bertambah menjadi lebih dari 28 orang termasuk pejalan kaki. 
Seperti diketahui, kekerasan terhadap Muslim Uighur terus terjadi selama beberapa tahun terakhir. Insiden ini sering diberitakan sejumlah media. Namun, Pemerintah China tak pernah merespons. Kelompok Muslim Uighur dan Aktivis HAM mengatakan, kerusuhan di Xinjiang ini dipicu karena pembatasan terlalu ketat terhadap ibadah umat Islam di sana.
Cina memang berusaha mengendalikan berbagai agama dan penyebarannya.

“Urusan agama harus dikelola sesuai dengan keinginan kami. Agama harus tunduk pada kepentingan kami,” ujar Xi Jinping, Presiden Cina. (IM)

Di Brunei, Orang yang Tidak Berpuasalah yang Diharuskan Menghormati Orang yang Sedang Berpuasa

Di Brunei, seruan untuk menghormati orang yang tidak berpuasa akan dianggap aneh. Sebab, sesuai hukum yang berlaku di negara tersebut, orang yang tidak berpuasalah yang harus menghormati orang yang sedang berpuasa. 
Brunei Darussalam memang sudah dua tahun ini menerapkan larangan makan di siang hari selama bulan Ramadhan. 
Sejak waktu imsak hingga waktu buka puasa setiap harinya selama Ramadhan, setiap restoran di sepanjang negara dilarang untuk melayani pelanggan. Aturan tersebut berlaku bagi semua restoran, terlepas dari agama apa pun yang dianut oleh pemiliknya.
Channel News Asia (Kamis, 18/6) mengabarkan, aturan tersebut juga berlaku bagi setiap tempat umum yang menjajakan makanan atau minuman dengan pengecualian di fasilitas medis. Bagi umat non-Muslim diizinkan untuk makan dan minum asal dikemas dan jauh dari jangkauan mata publik.

Aturan itu legal atas dasar undang-undang Brunei tahun 2014. Pihak yang melanggar pun akan dikenakan sanksi hukum pidana. Di Brunei sendiri diketahui ada sekitar 66 persen dari populasi sekitar 420 ribu umat Muslim. (IM)

Nestapa Muslim Uighur: Dilarang Puasa, Diprovokasi Pesta Minum Bir

Lengkap sudah nestapa Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China. Setelah sebelumnya dilarang menjalankan ibadah puasa Ramadan, mereka juga diprovokasi lewat pesta minum bir yang diadakan oleh pemerintah setempat.

Sebagaimana dilansir youm7.com mengutip dari reuters, pesta bir diadakan secara meriah, di mana kaum perempuan berjoget di depan panggung, sementara yang laki-laki duduk berjejer meminum bir sebanyak-banyaknya dalam hitungan satu menit. Pemenang lomba ini mendapat hadiah uang senilai 1000 Yuan.

Djelksat Raksi, juru bicara World Uyghur Congress yang tinggal di luar wilayah China mengecam pesta bir tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan yang sangat provokatif dari pemerintah terhadap keyakinan umat Islam.

Muslim Uighur merupakan penduduk minoritas berbahasa Turki. Mereka menempati wilayah Xinjiang barat laut yang jumlahnya diperkirakan mencapai delapan juta jiwa. Muslim Uighur sering mendapat perlakuan diskriminatif dan kebebasannya dalam beragama selalu dihalang-halangi oleh pemerintah.

Kematiannya Disambut Pesta di Seluruh Eropa….

Saat kematiannya, seluruh Eropa berpesta dan merasa lega. Mereka merayakan kematian itu dengan duduk di atas kuburannya sambil meminum khamer penuh bahagia.

Salah satu dari mereka berkata, “Demi Tuhan, andai pemilik kuburan ini hidup lagi maka dia takkan membiarkan satu pun dari kita dalam kondisi bernyawa!”

Dia bukan Shalahuddin Al-Ayyubi yang terkenal itu. Tapi dia pribadi mulia yang sangat dihormati. Dia bergelar Al-Hajib Al-Manshur (Al-Manzor). Nama lengkapnya Muhammad bin Abi Amir Al-Amiri. Lahir pada 326 H di bagian selatan Andalusia.

Apakah kita pernah mendengar namanya?

Biarkan sejarah yang bercerita….

Saat panglima Al-Hajib Al-Mansur menjemput kesyahidannya, kabar kematian itu menggema di seantero Eropa. Terlebih di Perancis. Bahkan Raja Alfonso bergegas datang ke kuburannya, mendirikan tenda besar di atasnya, dan meletakkan ranjang bertatakan emas tepat di atas kuburannya, lalu tidur di atasnya bersama sang istri.

“Lihatlah, sekarang aku telah menguasai seluruh wilayah Islam dan Arab. Dan aku duduk di atas kuburan panglima terbesar mereka!” kata sang raja.

Kemudian terdengar seseorang berkata, “Demi Tuhan, andai pemilik kuburan ini hidup lagi maka dia takkan membiarkan satu pun dari kita dalam kondisi bernyawa!”

Alfonso yang mendengar ucapan itu marah, lalu menghunus pedangnya. Tapi sang istri menahannya seraya berkata,

“Dia benar. Apa yang membanggakan dengan tidur di atas kuburan musuh? Bukankah itu hanya semakin menambah keagungannya saja? Bahkan sampai mati kita tidak mampu mengalahkannya! Sejarah pasti akan menulis kemenangannya ini! Sungguh buruk apa yang kita lakukan ini. Dan alangkah nyamannya dia saat ini yang tertidur tenang di bawah singgasana para raja!”

Al-Hajib Al-Mansur. Bergabung dalam militer saat muda, dan menjadi kepala polisi di Cordova karena keberanian dan jasanya. Kemudian diangkat menjadi penasihat Gubernur Andalusia, lalu menjadi Gubernur Andalusia dan Panglima tertingggi tentara Islam di sana.

Dia telah memimpin lebih dari 50 peperangan, dan semuanya dimenangkannnya! Sekali pun belum pernah ia terkalahkan.

Perang terbesar yang pernah dipimpinnya adalah perang Leon di selatan Perancis, di mana tentara Eropa yang bersatu bersama tentara Leon mengalami kekalahan hebat. Banyak raja Eropa yang terbunuh, dan banyak juga yang ditawan, kemudian dia memerintahkan agar dikumandangkan azan di tempat itu. Dan itulah azan pertama yang dikumandangkan di bumi Perancis.

memang seperti itulah kebiasaannya. Setiap kali menang dalam peperangan, dia pasti mengumandangkan azan, lalu mengumpulkan debu-debu yang lengket di pakaian perangnya untuk kemudian dimasukkan ke dalam botol. Wasiatnya, apabila dia meninggal, agar botol itu ikut dimasukkan ke dalam kuburannya untuk menjadi saksi di sisi Allah….

Eropa sangat membenci Al-Hajib Al-Mansur. Sebab, selama 25 tahun mereka banyak kehilangan tentara dan panglima di tangannya. Selama 25 tahun mereka tidak pernah tenang dan tidak bisa beristirahat.

Al-Hajib Al-Mansur selalu berdoa supaya mati syahid di medan perang, bukan di antara bilik istana. Dan doanya terkabul. Dia syahid dalam perjalanan perang di perbatasan Perancis di dekat pegunungan Pyrenees.

Dia syahid pada umur 60 tahun, dan 25 tahun di antaranya dia habiskan untuk berjihad menaklukkan musuh-musuh Islam.

Al-Hajib Al-Mansur sudah pergi menghadap Rabb-nya, namun namanya akan tertulis abadi dengan tinta emas oleh sejarah umat manusia.

Dia syahid, sedang di kantong bajunya terdapat botol berisi sisa-sisa debu pertempuran yang dia menangkan demi kejayaan Islam.

Dia syahid, sedang tubuhnya penuh luka perang yang akan bersaksi di hadapan rabbnya, bahwa hanya satu yang dicitakan sang panglima, yaitu menghadap-Nya dengan membawa sesuatu yang dapat memasukkannya ke dalam surga.…

(sumber: diterjemahkan dari www.facebook.com/NumidiaNews)

Wednesday 24 June 2015

Makna Keberkahan

Suatu ketika ada seorang pemuda yang datang kepada Imam Syafi’i rahimahullah lalu mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberitahukan bahwa ia bekerja sebagai pekerja upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

 “Minta gajimu untuk dikurangi jadi 4 Dirham,” saran Imam Syafi’i.

Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama, orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i untuk mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan.

“Kalau begitu minta gajimu untuk dikurangi jadi 3 Dirham,” saran Imam Syafi’i kembali.
Orang itu pun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.
Setelah berlalu sekian hari, orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasihatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercambur dengannya. Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جَمَعَ الْحَرَامَ عَلَى الْحَلَاِل لِيُكْثِرَهُ # دَخَلَ الْحَرَامُ عَلَى الْحَلَالِ فَبَعْثَرَهُ

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya menjadi banyak.
Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.


Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerjanya sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima. (sumber: forum.el-wlid.com)

Dinilai Mengampanyekan Nikah Mut’ah; Film Religi di MNCTV Menuai Kecaman

Anggota Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Pusat, Fahmi Salim, MA sangat menyayangkan adanya film yang dinilai mengampanyekan kawin kontrak (nikah mut’ah), padahal bertentangan dengan Undang-Undang tentang Perkawinan tahun 1974.

Film yang dimaksud adalah Film Televisi (FTV) berjudul “Dia Tetap Ibuku” yang ditayangkan MNC TV Rabu, 17 Juni 2015 pada Pukul 09: 30 WIB.

“Menurut saya itu harus diusut sebab hukum kawin kontrak (nikah mut’ah) itu haram, sangat jelas itu bertentangan dengan syariat Islam dan melawan undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan,” kata Fahmi saat dihubungi hidayatullah.com, Selasa (23/06/2015).

Dalam film yang berjudul "Dia Tetap Ibuku", ditayangkan seorang tokoh yang berperan sebagai ustadzah, di mana dalam dialognya dengan seorang anak, ustadzah itu mengatakan bahwa kawin kontrak itu boleh dipergunakan, tetapi untuk saat-saat yang darurat.

Menurut Fahmi, umat Islam perlu dan harus mendesak semua pihak terkait agar meminta maaf kepada umat Islam.

“Saya juga sudah menyampaikan kasus ini kepada MIUMI supaya memberikan teguran keras secara tertulis kepada pihak MNC TV, selain juga menyampaikannya ke MUI pusat,” pungkas Fahmi yang juga ketua MIUMI DKI Jakarta.

NIkah Mut’ah Haram dan Perilaku Menyimpang

Sementara itu, Farid Ahmad Okbah, MA., penulis buku “Ahlussunnah Waljamaah dan Dilema Syiah di Indonesia” menegaskan bahwa nikah mut’ah itu sendiri sudah jelas ada fatwa dari MUI Pusat yang menyatakan haram dan dilarang di Indonesia karena termasuk perilaku menyimpang.

Untuk itu, supaya tidak terulang kembali, Farid mendesak umat Islam melayangkan protes keras kepada pihak MNC TV. 

“Umat beserta ormas Islam harus melayangkan protes keras kepada pihak MNC TV supaya kejadian seperti itu tidak terulang lagi. Sebab acara FTV religi itu tanggung jawabnya MNC TV, yang telah membuka jalan bagi masuknya ajaran menyimpang di Indonesia,” tegas Farid.


Film yang di produseri oleh MGS dengan dibintangi Donna Harun ini dinilai Farid memperkenalkan kepada masyarakat tentang ajaran nikah mut’ah yang telah difatwakan haram. (hidayatullah.com)

Kementerian Wakaf Mesir Membakar Buku-Buku Yusuf Qardhawi, Al-Banna dan Sayyid Qutub

Menteri Urusan Wakaf Mesir, Muhammad Mukhtar Jum’ah, memerintahkan jajarannya untuk memeriksa kembali konten buku yang ada di perpustakaan masjid, khususnya masjid-masjid kecil.

Hal itu dilakukan, menurut pengakuannya, berdasar laporan dari lembaga keamanan dan sejumlah masyarakat karena di perpustakaan masjid masih tersimpan banyak buku tulisan pembesar kelompok Ikhwanul Muslimin, semisal Hasan Al-Banna, Sayyid Qutub, dan juga buku-buku Yusuf Qardhawi serta kelompok Jamaah Islamiyah yang aktif diajarkan kepada para jamaah setiap hari sehabis shalat Ashar.

Kementerian Urusan Wakaf menegaskan bahwa buku-buku yang boleh berada di masjid hanya buku yang mendapat rekomendasi dari kementerian dan berstempel dari Lembaga Tinggi Urusan Keislaman.

Muhammad Abdurrazzaq, Kepala Urusan Agama di Kementerian menyebutkan bahwa pihaknya menemukan buku-buku karya Sayyid Qutub, semisal Tafsir Fi Zilalil Qur’an, dan buku-buku Hasan Al-Banna, seperti Ad-Dakwah Wad Da’iyah di banyak masjid. Juga buku-buku karya Syekh Yusuf Qardhawi dan para penulis yang berafiliasi ke dalam Jamaah Islamiyah.

“Kami Khawatir buku-buku tersebut dapat memengaruhi para pemuda. Oleh karena itu, kami memaklumatkan kepada kantor-kantor kementerian di seluruh Mesir untuk kembali memeriksa buku yang ada di masjid dan membakar buku-buku terlarang tersebut bila ditemukan,” katanya seperti dilansir laman almasryalyoum.com.

Tambahnya, "Siapa saja yang mengajarkan buku-buku tersebut di masjid akan mendapatkan sanksi tegas dari Pemerintah. Dan pihak pemerintah telah membentuk tim khusus untuk memonitor aktivitas di setiap masjid terkait hal itu."

Tuesday 23 June 2015

Kerja, Kerja, Kerja....

Ibnu Abi Syaibah di dalam Mushannaf-nya (5/258) meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: 

مَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا حَلاَلاً اِسْتِعْفَافًا عَنِ الْمَسْأَلَةِ وَسَعْيًا عَلَى أَهْلِهِ وَتَعَطُّفًا عَلَى جَارِهِ لَقِيَ اللهُ وَوَجْهُهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ، وَمَنْ طَلَبَ الدُّنْيَا مُكَاثِرًا بِهَا حَلاَلاً مُرَائِيًا لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهَ غَصْبَانُ ".

Artinya:
Barang siapa mencari (kenikmatan) dunia secara halal untuk menjaga diri dari meminta-minta; untuk memenuhi kebutuhan keluarganya; dan untuk bederma kepada tetangganya maka di hari kiamat ia akan bertemu Allah sedang wajahnya bersinar terang laksana bulan purnama. Sedangkan barang siapa mencari (kenikmatan) dunia secara halal untuk ditumpuk-tumpuk dan pamer kepada sesama maka di hari kiamat ia akan bertemu Allah sedang Allah murka kepadanya.

Makna yang dapat kita ambil dari hadits di atas: 
  1. Sewajarnya orang hidup di dunia, kita pun setiap hari mencari hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Maka kita bekerja.
  2. Dalam bekerja, kita harus memiliki niat yang baik. Misalnya bekerja demi tidak bergantung kepada orang lain, demi menutupi kebutuhan diri dan keluarga, serta demi membantu tetangga. 
  3. Pada harta yang kita peroleh terdapat hak-hak orang lain yang harus kita tunaikan, sebagaimana diatur dalam agama.
  4. Karena harta benda pada hakikatnya adalah milik Allah yang diamanahkan kepada kita maka kita harus menjaga dan menjalankan amanah itu sesuai dengan pesan dari pemberinya.
Saudaraku, bila ingin punya wajah seterang purnama di hari kiamat, mari kita bekerja dengan niatan yang baik. Dan karena bekerja adalah ibadah, maka tidak sepantasnya kita mengeluh saat menjalankannya. Apa pun profesi kita. Seberat apa pun pekerjaan kita.